Senin, 03 Juni 2013

Mushab Bin Umair - Duta Islam Pertama

AWAL MENGENAL ISLAM 

    Mushab bin Umair adalah seorang remaja Qurasy terkemuka,paling tampan, penuh dengan jiwa dan semangat muda.Sejarawan dan ahli riwayat menjelaskan masa mudanya dengan ungkapan,"seorang penduduk Mekkah yang mempunyai nama paling harum"


Dia lahir dan dibesarkan dalam kesenangan serta tumbuh dalam lingkungannya. Mungkin tidak seorang pun di antara anak-anak muda Mekkah yang beruntung dimanjakan oleh kedua orangtuanya sedemikian rupa sebagaimana Mushab bin Umair.Mungkinkah anak muda yang serba berkecukupan, biasa hidup mewah dan manja, menjadi buah bibir gadis-gadis Mekkah, dan menjadi pelaku cerita tentang keimanan dan kepahlawanan ? kisah Mushab bin Umair atau yang dijuluki oleh kaum muslimin dengan sebutan "Mushab Yang Baik" adalah kisah yang penuh pesona.Ia merupakan salah satu diantara orang-orang yang ditempa oleh Islam dan dididik oleh Nabi Muhammad SAW.Bagaimana sosok sejatinya ?


    Suatu hari,anak muda ini mendengar tentang Muhammad Al-Amin yang mulai menjadi perhatian bagi penduduk Mekkah;bahwa Muhammad SAW menyatakan dirinya telah diutus oleh Allah sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, sebagai penyeru yang mengajak umat beribadah kepada Allah Yang Maha Esa.Saat siang dan malam perhatian penduduk Mekkah tidak lepas dari berita itu. Ketika yang ada hanya perbincangan tentang Rasulullah SAW dan agama yang dibawanya, anak muda yang manja ini paling banyak mendengar berita itu.Mushab telah mendengar bahwa Rasulullah SAW dan pengikutnya sering mengadakan pertemuan di suatu tempat yang jauh dari gangguan dan ancaman orang-orang Quraisy. Pertemuan itu dilaksanakan di bukit Shafa di rumah Al-Al-Arqam bin abul Al-Arqam.Ditempat itulah, Rasulullah SAW bertemu dengan para sahabatnya, untuk membacakan ayat-ayat Al Qur'an kepada mereka dan shalat bersama mereka,menghadap kepada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Kuasa.

    Ketika Mushab baru saja duduk, ayat-ayat Al Qur'an mulai mengalir dari kalbu Rasulullah SAW bergema melalui kedua bibir beliau,mengalirsampai ke telinga dan meresap ke dalam hati para pendengar. Di senja itu hati Mushab telah berubah menjadi hati yang tunduk oleh ayat-ayat Al Qur'an.Keharuan yang ia rasakan hampir-hampir saja membuat tubuhnya terangkat dari tempat duduknya. Ia Seolah-olah terbang oleh perasaan gembira. Tetapi,Rasulullah mengulurkan tangannya yang penuh kasih sayang dan mengurut dada pemuda yang sedang bergejolak itu. Tiba-tiba hatinya berubah tenang dan damai, bagai lautan yang dalam. Pemuda yang baru saja masuk Islam dan beriman itu tampak telah memiliki hikamh yang luas dan berlipat ganda dari ukuran usianya. Ia mempunyai kepekatan hati yang mampu mengubah jalan sejarah.
Ibunda Mushab, Khannas binti Malik,adalah sosok ibu yang memeliki kekuatan kepribadian yang cemerlang. Pesona pribadinya itu telah membuatnya disegani. Setelah memeluk Islam, tidak ada sosok yang paling membuat Mushab khawatir dan takut di muka bui ini selain ibundanya.
Dia berpikir cepat dan memutuskan untuk menyembunyikan keislamannya, kecuali jika Allah berkehendak lain. Tetapi, ia tetap bolak-balik ke Darul Al-Arqam dan bermajelis bersama Rasulullah SAW. Dia benar-benar merasa tenteram dengan menjadi orang yang beriman dan tetap berupaya menghindari kemurkaan ibunya,yang sampai saat itu tidak tahu sama sekali cerita tentang keislamannya.

Hanya saja di Mekkah tidak ada rahasia yang tersembunyi. Mata dan telinga orang-orang Quraisy ada di setiap tempat mengikuti setiap langkah dan menyusuri setiap jejak.Utsman bin Thalhah melihat Mushab ketika memasuki rumah Al--arqam secara diam-diam. Kali lain, Utsman melihatnya shalat seperti yang dilakukan oleh Muhammad SAW. Ia pun segera menemui ibu Mushab dan melaporkan berita yang dijamin kebenarannya. Mushab berdiri dihadapan ibu dan keluarganya serta para pembesar Mekkah yang berkumpul di rumahnya.Dengan hati yang benar-benar yakin dan mantap.Mushab membacakan ayat-ayat Al-Quran yang disampaikan oleh Rasulullah SAW untuk mencuci hati nurani mereka, mengisinya dengan hikmah dan kemuliaan;kejujuran dan ketakwaan. 

Ketika sang ibu hendak membungkam mulut putranya dengan tamparan keras,tangan yang terayun bagai anak panah itu tiba-tiba lunglai dan jatuh terkulaidi hadapan cahaya yang membuat wajah yang telah berseri cemerlang itu kian berwibawa dan tenang. Sebagai seorang ibu, ibunda Mushab tidak tega memukul danmenyakiti putranya. Tetapi pengaruh berhala-berhala terhadap dirinya membuat ia harus bertindak dengan cara lain.Ia membawa putranya itu ke ruang yang terisolir di dalam rumahnya, lalu mengurungnya di dalam ruangan itu dan ditutup rapat-rapat.

        Mushab tinggal di kurungan itu sekian lama hingga beberapa orang di antara kaum muslimin Hijrah ke Habasyah (ethopia). Mendengar berita Hijrah ini Mushab pun mencari cara untuk mengelabui ibunda dan penjaga-penjaganya dan ia pun berhasil kabur lalu hijarah ke habasyah dengan penuh ketaatan. Ia tinggal di sana bersama saudara-saudaranya kaum Muhajirin, lalu pulang ke Mekkah.Kemudian ia pergi lagi untuk hijrah yang kedua bersama para sahabat atas titah Rasulullah SAW dan karena taat kepada beliau. Tetapi di Habasyah maupun di Mekkah tidak ada perbedaaan bagi Mushab. Ujian dan penderitaan yang harus dihadapi Mushab kian meningkat tanpa kenal waktu dan tempat. Mushab telah berhasil membentuk pola kehidupannya dengan format baru sesuai dengan yang dicontohkan oleh sosok pilihan, Muhammad SAW. Dia kini telah sampai pada keyakinan bahwa hidupnya sudah sepantasnya dipersembahkan untuk penciptanya Yang Maha Tinggi.

Suatu hari ia muncul di hadapan beberapa kaum muslimin yang sedang duduk di sekeliling Rasulullah SAW. Saat memandang Mushab mereka semua menundukkan kepala dan merasa prihatin. Beberapa orang di antaranya bahakan berlinang air mata karena terharu. Hal itu disebabkan mereka melihat Mushab memakai jubah usang yang penuh dengan tambalan. Mereka teringat penampilannya sebelum masuk Islam, ketika pakaiannya bagaikan bunga-bunga di taman hijau yang terawat dan menyebarkanbau yang wangi. Rasulullah SAW sendiri dan menatapnya dengan pandangan yang bijaksana. Pandangan yang penuh rasa syukur dan kasih sayang. Kedua bibir beliau menyunggingkan senyuman mulia, seraya bersabda :

"Aku telah mengetahui Mushab ini sebelumnya. Tidak ada pemuda Mekkah yang lebih dimanjakan oleh orangtuanya seperti dirinya. Kemudian Ia meninggalkan itu semua karena cinta kepada Allah dan Rasul- NYa".

Akhir dari pertemuan Mushab dengan ibunya adalah ketika perempuan itu hendak mengurungnya kembali setelah ia pulang dari Habasyah. Ia pun bersumpah dan menyatakan tekadnya untuk membunuh orang-orang yang membantu melaksanakan rencana sang ibunda. karena sang ibu telah mengetahui kebulatan tekad putranya yang tidak bisa di tawar lagi, tidak ada jalan lain baginya kecuali melepasnya dengan cucuran air mata, sementara Mushab pun tidak kuasa menahan tangis. Perpisahan itu menggambarkan kepada kita kegigihan yang luar biasa dari pihak ibu dalam kekafiran, sebaliknya kebulatan tekad sangat kuat dari pihak anak dalam mempertahankan keimanan. Sang ibu mengusirnya dari rumah. Dia berkata, "Pergilah sesuka hatimu !Aku bukan ibumu lagi." Mushab menghampiri ibunya seraya berkata, "Wahai Bunda!Saya ingin menyampaikan nasihat kepada bunda,dan ananda merasa kasihan kepadamu. Saksikanlah bahwa tiada Ilah(yang berhak disembah)selain Allah, dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya".

Ibunya menjawab dengab penuh emosi dan kesal, "Demi bintang sekali-sekali aku takkan masuk ke dalam agamu itu. Otakku bisa jadi rusak, dan akalku akan melemah."Mushab kini meninggalkan kemewahan dan kesenangan yang dinikmatinyaselama ini, dan memilih hidup miskin dan sengsara. Pemuda berpenampilan mewah dan wangi itu kini telah menjadi seorang melarat dengan pakaiannya yang kasar dan usang. Satu hari ia adakalanya makan dan beberapa hari menderita lapar. Tetapi, jiwanya yang telah dihiasi dengan akidah yang suci dan memancar oleh cahaya Ilahi, telah mengubah dirinya menjadi seorang manusia yang dihormati, penuh wibawa dan disegani.

DUTA PERTAMA

Suatu saat Rasulullah SAW memilih Mushab untuk melakukan tugas yang paling agung saat itu. Ia menjadi utusan Rasulullah SAW ke Madinah untuk mengajarkan agama kepada orang-orang Anshar yang telah beriman dan berbaiat kepada Rasulullah SAW di bukit Aqabah, mengajak orang-orang yang lain agar menganut agama Allah, dan mempersiapkan Madinah untuk hijrah yang agung.


Ketika itu sebenarnya masih banyak tokoh yang lebih tua dikalangan sahabat, lebih berpengaruh, dan lebih dekat hubungan kekeluargaannya dengan Rasulullah SAW daripada Mushab. Tetapi, Rasulullah SAW menjatuhkan pilihannya kepada Mushab bin Umair. Beliau menyadari sepenuhnya bahwa beliau telah memikulkan tugas yang besar di pundak pemuda itu, dan menyerahkan nasib agama Islam kepadanya di Madinah, yang tidak lama lagi akan menjadi Darul Hijrah, pusat para dai dan dakwah, dan markas
para pengemban misi Islam dan prajurit perang. Mushab memikul amanat itu dengan bekal kearifan pikir dan kemulian akhlak yang dikaruniakan Allah kepadanya. Kezuhudan, kejujuran dan kesungguhan hatinya telah berhasil melunakkan dan menawan hati penduduk Madinah hingga mereka berduyun-duyun masuk Islam.

1 komentar:

  1. Siapa Duta Islam ke Indonesia? Bisa kasi linknya kalau ada. Karena Rasul cinta bangsa Indonesia. Ini beritanya: Rasulullah Sayang Bangsa Indonesia

    BalasHapus